Tuesday, January 31, 2006

Mensos Serahkan Bantuan Bagi Korban Banjir di Indramayu

INDRAMAYU,
Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah menyerahkan bantuan untuk korban banjir di Kabupaten Indramayu sebesar Rp500 juta ditambah 50 ton beras dan 10.000 lembar kain sarung yang diberikan secara simbolis kepada Bupati Indramayu Irianto MS Syafiudin MS di Desa Tamansari, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, Selasa.

Mensos meminta agar Pemda Indramayu bisa segera menangani para pengungsi yang masih berada di pinggir jalan raya dengan menyediakan penampungan, dapur umum dan posko kesehatan.

"Pengungsi harus segera mendapat penanganan supaya tidak merasa ditelantarkan, karena mereka sangat membutuhkan tempat berteduh dan pasokan makanan," katanya dihadapan Muspida Indramayu dan rombongan Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan serta ribuan para korban banjir.

Sementara Bupati Indramayu mengatakan, banjir di Indramayu merupakan banjir besar yang melanda seluruh kecamatan yang berjumlah 28 kecamatan dengan luas genangan di areal sawah mencapai 38.981 hektar, 7.377 hektar tambak, dan merendam 24.287 rumah termasuk 250 rumah yang ambruk. "Jumlah kerugian dari sektor perikanan, pertanian dan infrastruktur mencapai sekitar Rp252 miliar," katanya.

Pada kesempatan itu Gubernur Jawa Barat juga menyerahkan bantuan uang tunai Rp100 juta dan sejumlah bahan makanan seperti beras dua ton, ribuan mie instan, susu kaleng, sarden dan kecap. Gubernur meminta agar masyarakat tabah menghadapi cobaan dan ia berjanji akan memberikan ganti rugi berupa bibit padi dan bibit udang, bandeng dan lele.

Usai acara, Gubernur dan rombongan kemudian meninjau lokasi banjir di Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon dan sempat memberikan pengarahan kepada Muspida Cirebon agar segera memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan pertolongan.

Pada kunjungan tersebut Gubernur menyerahkan bantuan Rp100 juta yang merupakan bantuan tambahan dari bantuan dua hari sebelumnya yang sudah sampai ke masyarakat berupa dua ton beras, 2.500 mie instan dan masing-masing 600 botol sarden, kecap dan sambel.

"Yang penting tidak ada ada korban jiwa, kalau sawah dan tambak yang terendam biarlah, nanti Pemerintah akan memberikan ganti berupa bibit padi dan bibit ikan," katanya. Gubernur juga mengatakan, pihaknya bersama eksekutif sudah memikirkan dana penanggulangan bencana itu yang besarnya tidak terbatas.

"Saya meminta semua Pemda menginventarisir kebutuhan untuk pemulihan pasca bencana ini, karena kami menyediakan dana tak terbatas, kalau kami tak mampu maka akan meminta bantuan Pemerintah Pusat," katanya.

Bupati Cirebon Drs Dedi Supardi mengungkapkan, banjir di Kabuparen Cirebon melanda tujuh kecamatan dengan jumlah rumah terendam 12.713 unit, sawah 7.655 hektar, tambak 1.909 hektar, 106 rumah ibadah, 11 kantor dan 31 unit sekolah.

"Jumlah kerugian di sektor pertanian mencapai Rp10,2 miliar dan di sektor perikanan Rp5,3 miliar, sementara dari sektor infrastruktur masih belum dihitung, namun diperkirakan mencapai Rp100 miliar lebih," katanya.

Bupati juga meminta bantuan Propinsi agar sejumlah sungai mendapat alokasi dana untuk normalisasi sedikitnya 15 sungai dan kali yang kondisinya sudah dangkal dan tidak bisa berfungsi optimal menyalurkan air. "Kami belum mendapat bantuan alat becho yang sebenarnya sangat diperlukan untuk melakukan normalisasi sungai-sungai itu," katanya.

Gubernur yang didampingi Ketua DPRD Jawa Barat HM Ruslan mengakhiri kunjungan di Indramayu dan Cirebon sekitar pukul 16.30 WIB dan kembali ke Bandung dengan menggunakan helikopter dari Mapolwil Cirebon.

Berdasarkan pantauan Antara , sejumlah genangan di Kabupaten Indramayu dan Cirebon masih belum surut akibat kondisi saluran pembuangan dan sungai yang masih bermasalah, pasang air laut dan hujan yang masih terus mengguyur.

Selasa sore ini hujan masih mengguyur sebagian Indramayu dan Cirebon sehingga diperkirakan masih ada belasan ribu hektar areal padi dan tambak yang masih terendam air.
selengkapnya...

Banjir Rendam Separuh Indramayu, Satu anak tewas dan dua anak lainnya dinyatakan hilang terseret arus

INDRAMAYU,
Banjir melanda 19 kecamatan dari 28 kecamatan di wilayah Kab Indramayu. Selain disebabkan curah hujan yang tinggi, banjir yang mulai terjadi pada Jumat (27/1) malam sekitar pukul 20.00 WIB itu, juga disebabkan oleh air kiriman dari daerah hulu, dan air laut pasang.

Satu anak tewas dan dua anak lainnya dinyatakan hilang akibat terseret derasnya arus air sungai. Anak yang tewas bernama Deni (15 tahun) warga Kota Bandung. Sedangkan dua lainnya yang hingga kini masih dilakukan pencarian adalah Muhamad Putra Haji Sarkim (15 tahun) warga Pekanbaru, dan Ari (12 tahun) warga Kandanghaur Indramayu. Deni maupun Muhamad terseret arus Sungai Cilalanang di Kec Haurgeulis, sedangkan Ari tersapu arus Sungai Cipanas di Kec Cikedung.

Selain menelan korban jiwa, banjir itu juga merendam ribuan rumah milik warga, dengan ketinggian antara 30 cm - 150 cm. Bahkan, 26 unit rumah di antaranya roboh diterjang derasnya air. Selain itu, banjir juga menggenangi 26.550 hektare sawah milik penduduk yang ditanami padi berumur sekitar 20 - 30 hari.

Banjir ini juga menggenangi jalur Pantura Kandanghaur, dengan ketinggian sekitar 20 - 30 cm. Akibatnya, arus lalu lintas tersendat sepanjang kurang lebih 15 km. Bangunan-bangunan sekolah juga ikut terendam. Hal ini mengakibatkan para murid harus diliburkan pada Sabtu (28/1) lalu. Kondisi ini terjadi di SDN 3 Pengauban Desa Pengauban Kec Lelea.

Berdasarkan pantauan, ribuan orang yang rumahnya terendam itu mengungsi ke sejumlah lokasi, seperti balai desa, kecamatan, dan di sepanjang bahu jalan Pantura Kandanghaur. Mereka mendirikan tenda-tenda darurat.

Kemudian, akibat tingginya volume air, tiga titik tanggul Sungai Cipanas juga jebol. Ketiga titik itu adalah Blok Sri Kolot dan Cibadak yang berada di Desa Cikedung Lor Kec Cikedung, dan Blok Munjul di Desa Karangasem Kec Cikedung.

Sementara ke-19 kecamatan yang dilanda banjir adalah Kec Sindang, Balongan, Juntinyuat, Lelea, Losarang, Widasari, Sukra, Karangampel, Arahan, Terisi, Cikedung, Bongas, Lohbener, Kandanghaur, Gabuswetan, Kroya, Anjatan, Gantar, dan Haurgeulis. Banjir terparah terjadi di Kec Kandanghaur, Kroya, Cikedung, Gabuswetan, Terisi, dan Lelea. Pasalnya, air yang menggenangi wilayah-wilayah itu telah mencapai ketinggian sekitar 1,5 meter. Bahkan Kec Kroya, Cikedung, Gabuswetan, dan Terisi, kini terisolasi akibat putusnya jalan yang tergenang air.

Bupati Indramayu, H Irianto MS Syafiuddin, yang meninjau lokasi banjir pada Ahad (29/1), menetapkan Indramayu sebagai wilayah siaga penuh banjir. Karena itu, ia mengimbau seluruh aparat terkait untuk segera melakukan tindakan penanganan banjir.

Bupati juga menyerahkan bantuan berupa tujuh ton beras untuk Kec Lela, Cikedung, dan Kandanghaur. Dikatakannya, bantuan untuk warga di kecamatan lainnya, akan segera menyusul.

Bencana banjir mengakibatkan delapan desa di Kecamatan Legonkulon, Kab Subang, terendam air setinggi sekitar 50 cm, Sabtu (27/1). Daerah terparah adalah Desa Legonwetan, Mayangan dan Desa Anggasari sehingga warganya harus mengungsi. ''Banjir terjadi sejak tiga hari lalu, dan semakin parah sejak Jumat (27/1),'' kata Adjis, seorang staf Kecamatan Legonkulon, Kab Subang.

Angin puting beliung

Bersamaan dengan datangnya banjir, angin puting beliung juga menyerang dua desa di Kec Lelea. Kedua desa itu adalah Desa Tamansari dan Desa Pengauban. Akibat terjarangan angin yang dinamakan angin ulur-ulur itu, lima unit rumah rusak berat dan 32 unit rumah rusak ringan.

''Angin puting beliung diawali dengan hujan yang lebat sejak dua hari yang lalu. Kemudian pada Jumat (27/1) sekitar pukul 20.00 WIB, tiba-tiba terdengar suara bergemuruh. Atap rumah saya seketika itu beterbangan dan tembok pun jebol tersapu angin,'' ujar Imah (33 tahun), warga Desa Pengauban, Sabtu (28/1).

Imah menuturkan, selain membutuhkan bantuan makanan, warga yang rumahnya rusak terkena sapuan angin puting beliung itu juga memerlukan bantuan bahan-bahan bangunan.
selengkapnya...

Banjir Indramayu Renggut 3 Nyawa

INDRAMAYU,
Banjir melanda sebagian besar wilayah Kab. Indramayu sejak Jumat (28/1) Hingga Minggu (29/1), banjir tersebut menelan tiga korban tewas, puluhan rumah hancur, dan menenggelamkan puluhan ribu hektare sawah. Banjir juga melanda beberapa daerah di Jawa Barat lainnya seperti di Cirebon, Majalengka, Subang, dan Karawang.

Dari tiga korban tewas, dua di antaranya, adalah santri Pontren Al Zaytun di Kec. Gantar, masing-masing Muhammad Putra Haji Sarkim (15), santri asal Pekanbaru (Riau), dan Deni (15), asal Bandung. Korban tewas lain, bernama Ari (12), warga Desa Karanganyar, Kec. Kandanghaur.

Informasi yang dihimpun , dua santri Al Zaytun tewas terseret Sungai Cilalanang yang tengah meluap. Kecelakaan terjadi Sabtu (28/1) sore, saat itu korban bersama teman-temannya se-dang bermain-main di pinggiran sungai tak jauh dari pontren itu.

Menurut petugas Polsek Haurgeulis, kecelakaan diawali ketika ada seorang santri yang pulpennya terjatuh ke sungai. Si santri (namanya tidak diketahui) lalu terjun berusaha mengambil pulpen tadi, hanya saja karena air deras, santri itu nyaris terseret arus.

Melihat temannya mau terseret arus, Putra dan Deni turun ke sungai dengan maksud menolong. Namun, keduanya justru terseret arus dan tubuhnya langsung menghilang setelah sempat berteriak minta tolong.

Sampai Minggu (29/1) sore, Putra belum diketemukan dan masih dalam pencarian. Sedangkan mayat Deni telah ditemukan Sabtu pukul 24.00 WIB.

Di Kandanghaur, arus Sungai Cipanas menyeret tubuh Ari, yang ketika itu sedang bermain air di bawah jembatan. Kecelakaan ini terjadi Minggu (29/1) pukul 14.00 WIB, dan hingga semalam mayatnya masih dalam pencarian.

Menurut Kapolsek Kandanghaur, AKP Edi Budi Pramono, Ari terseret arus saat bermain-main di sungai dekat jembatan. Hanya saja dia terlalu ke tengah, sehingga terseret arus yang sedang deras-derasnya.

Banjir yang sudah berlangsung sejak Jumat mengakibatkan 20 kecamatan terendam dan sungai-sungai besar yang bermuara di daerah tersebut meluap dalam waktu bersamaan.

Banjir makin parah, karena pada saat bersamaan terjadi gelombang pasang di laut. Akibatnya, air yang datang dari daerah hulu ditambah hujan lokal selama tiga berturut-turut, membuat air sungai meluap dan menggenangi puluhan ribu hektare persawahan, serta ribuan rumah penduduk.

Berdasarkan catatan Satlak PBA, dari 28 kecamatan yang ada di Indramayu, 20 di antaranya terendam banjir. Sejumlah kecamatan dinyatakan parah, di antaranya Kec. Lelea, Gabuswetan, Bongas, Kroya, Kandanghaur, Losarang, Cikedung, dan Terisi.

Tercatat jalan raya sepanjang 5 km penghubung Gabuswetan dengan pertigaan Karangsinom (Pantura), terandam air mencapai 1 meter lebih sehingga kendaraan tak bisa melewatinya. Akibatnya, tiga kecamatan terisolir yakni Gabuswetan, Kroya, dan Bongas.

Di Kec. Lelea, banjir diperparah dengan angin puting beliung di Blok Limbangan, Desa Pangauban. Angin berkekuatan besar itu terjadi Jum'at malam pukul 19.30 WIB, sebanyak 37 rumah rusak berat dan ringan, lima di antaranya ambruk.

Banjir di Lelea menggenangi 10 dari 11 desa yang ada di kecamatan itu, menyusul meluapnya Sungai Cibuaya dan Pangauban. Ratusan warga di Blok Tegalbedug dan Tamansari di Desa Tempel, terisolir karena desanya terkepung banjir. Camat setempat, H. Suwito telah meminta warga yang jumlahnya mencapai 1.400 jiwa untuk mengungsi, sebab ketinggian genangan masih bisa bertambah.

Ditinjau bupati

Bupati Indramayu, H. Irianto M.S. Syafiuddin, Minggu (29/1) turun ke lapangan untuk memantau langsung situasi banjir . Bersama unsur muspida, bupati menyerahkan bantuan kepada para korban, di antaranya beras sebanyak 7 ton.

Plt. Kepala PU Pengairan, E. Rukanda menuturkan, banjir kali ini dinilai luar biasa. Curah hujan mencapai tertinggi dalam sejarah Indramayu, mencapai 178 mm, padahal normalnya hanya 90 mm.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Indamayu, H. Kusnomo Tamkani menuturkan, genangan air yang merendam areal pertanian seketika bertambah luas menyusul banjir akibat hujan deras dan luapan sejumlah sungai besar.

"Rendaman hampir terlihat di semua kecamatan yang baru tanam. Terbentang dari Krangkeng, Juntinyuat, Balongan, Sindang, Indramayu, Lohbener, Losarang, Kandanghaur sampai Sukra, Trisi, Cikedung, Lelea, Bongas, dan Gabuswetan. Yang membuat stress, sawah yang tergenang itu sebagian besar baru tanam, usia padi 7 hari sampai 2 bulan," ujar dia.
selengkapnya...

Monday, January 30, 2006

Hati-hati dengan kerupuk udang Indramayu yang dijual di Bandung

BANDUNG,
Kalau diantara rekan-rekan ada yang sudah merasakan makan kerupuk udang asli Indramayu, rekan-rekan akan merasakan kemurnian rasa udang pada kerupuk ini. Rasa dan aroma udangnya khas. Tetapi saya pernah dikecewakan oleh rasa kerupuk udang Indramayu yang dijual dipasaran kota Bandung. Kerupuk udang yang saya beli bermerk kerupuk udang Indramayu, tetapi rasanya sama sekali tidak mirip kerupuk udang Indramayu aslinya, aroma udangnya tidak ada dan rasanya sama seperti kerupuk biasa.

Kalo rekan-rekan membeli kerupuk udang dari tempat-tempat makan seperti warteg dan sejennisnya, pengalaman saya rasa kerupuk udangnya masih terasa, tetapi yang bikin saya kecewa adalah ketika saya beli kerupuk udang mentah tersebut. Jadi untuk yang mau berbelanja Makanan khas daerah Indrmayu ini di Bandung, harap berhati-hati dan teliti sebelum membeli, siapa tahu yang Anda beli bukan buatan Indramayu tapi buatan daerah lain.
selengkapnya...

Tiga Santri Al Zaytun Hanyut

INDRAMAYU,
Sebanyak tiga santri Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, terbawa arus air. Satu orang ditemukan, dua lainnya masih dalam pencarian. Mereka adalah Deni, 15 tahun (sudah ditemukan), Muhammad Putra Haji Sarkim, 15 tahun, dan Ari, 12 tahun.

Deni dan Muhammad terseret arus Sungai Cilalanang di Kecamatan Haurgeulis. Adapun Ari hanyut dalam Sungai Cipanas di Kecamatan Cikedung. Banjir yang melanda Indramayu membuat sedikitnya 19 dari 28 kecamatan kebanjiran.

Ke 19 kecamatan tersebut adalah Sindang, Balongan, Juntinyuat, Lelea, Losarang, Widasari, Sukra, Karangampel, Arahan, Terisi, Cikedung, bongas, Kandanghaur, Lohbener, Kroya, Anjatan, Gabuswetan, Gantar dan Haurgeulis.

Banjir terparah terjadi di Kecamatan Kandanghaur, Kroya, Cikedung, Gabuswetan, Terisi dan Lelea dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, banjir terjadi sejak Jumat malam yang disebabkan oleh meluapnya sejumlah sungai seperti Sungai Cipanas dan Sungai Cilalanang.

Banjir juga merendam ribuan rumah dan sebanyak 26.550 hektare sawah. Tak kurang dari 26 rumah roboh. Ribuan orang mengungsi ke balai desa, kantor kecamatan, dan di sepanjang bahu jalan pantai utara Kandanghaur.
Para warga ditampung di tenda-tenda darurat.

Bupati Indramayu, Irianto M.S. Syaifuddin, menetapkan daerahnya sebagai wilayah siaga penuh menghadapi musibah banjir. "Kami menghimbau kepada seluruh aparat yang terkait untuk turun tangan memberi bantuan," katanya hari ini.

Selain banjir, Indramayu juga diterpa angin puting beliung. Angin kencang tersebut melanda dua desa di Kecamatan Lelea, yaitu Desa Tamansari dan Desa Pengauban.
Lima rumah rusak berat dan 32 rumah lainnya rusak ringan.
"Atap rumah saya beterbangan," kata Carwan, warga Tamansari.
selengkapnya...

Sunday, January 29, 2006

Banjir Melanda Indramayu, Sejumlah Sungai Besar Dinyatakan Aman

INDRAMAYU,
Banjir melanda Kab. Indramayu menyusul hujan deras yang turun selama lebih dari 12 jam pada Kamis malam sampai Jumat siang (26-27/1). Sebagian wilayah kota terendam, mulai jalan, fasilitas umum sampai lingkungan pemukiman penduduk.

HUJAN deras yang mengguyur Kota Indramayu selama 12 jam lebih sejak Kamis malam (26/1) sampai Jumat (27/1) siang telah menggenangi sebagian besar wilayah kota. Sejumlah kendaraan terhambat genangan air seperti di Jln. D.I. Panjaitan yang tergenang setinggi 20 cm, Jumat (27/1).
Sejumlah tempat paling parah terendam air yang menyebabkan lumpuhnya lalu lintas di kota tersebut, di antaranya sepanjang Jln. D.I. Panjaitan, Jln. Jend. Sudirman sampai pertigaan Krotek, genangan air mencapai setengah meter lebih.

Tingginya genangan air membuat kendaraan terpaksa menghindari titik banjir. Akibatnya, terjadi kemacetan di sejumlah ruas jalan seperti di Jln. Jend. Sudirman depan pusat perbelanjaan "Yogya", perempatan Waiki, perempatan Adipura, dan Bunderan Kijang.

Warga setempat menuturkan, genangan air akibat hujan tercatat yang tertinggi dalam 15 tahun terakhir. Selama ini, kalaupun ada banjir, genangan paling tinggi 30 cm dan luasnya terbatas di wilayah pertigaan Krotek.

"Hujan kemarin sangat deras. Sepertinya baru kali ini ada genangan sampai lebih dari setengah meter hingga menutup trotoar," tutur Khaerudin Odok (43), warga Krotek.

Genangan air mencapai 50 cm juga terjadi di fasilitas umum di lingkungan Stadion Tridaya dan Sport Centre serta Pasar Mambo. Dengan ketinggian mencapai 35 cm, genangan air terlihat di pertigaan Jln. Olah Raga dengan Jln. Gatot Subroto yang terdapat sejumlah sekolah, perkantoran dan pemukiman penduduk.

Hujan yang turun deras sejak Kamis pukul 21.00 WIB sampai Jumat pukul 11.00 WIB, juga menimbulkan banjir di sejumlah kompleks perumahan penduduk di Kota Indramayu.

Langganan

Banjir terparah di perumahan RS/RSS di Pabean Kencana, Ds. Pabean, di mana air sempat memasuki rumah penduduk.

Perumahan yang sebagian besar diisi PNS jajaran Pemkab Indramayu itu selama ini menjadi langganan banjir bila hujan turun deras di perkotaan. Hanya saja, menurut penduduk setempat, banjir kali ini cukup besar.

Meskipun sudah ada drainase tetapi saking derasnya hujan, tetap saja muncul genangan yang masuk ke rumah-rumah," ujar seorang warga.

Di perumahan itu, sebagian besar jalan tergenang air setinggi 20 sampai 25 cm. Penduduk yang mau berangkat kerja sempat kerepotan, terutama yang tidak memiliki kendaraan.

Genangan air juga terjadi di Kompleks Perumahan "Lemah Mekar", "Marga Mekar" dan sejumlah perumahan lainnya. Di perumahan Lemah Mekar dan Marga Mekar yang berdekatan jalan utamanya tergenang air setinggi 30 cm.

Air juga merendam puluhan rumah di sejumlah desa di sekitar Kota Indramayu dan Sindang seperti di Pabean, Pasekan, Panyindangan dan sekitarnya. Selain itu, ratusan hektare sawah di Kec Balongan ikut terendam air akibat meluapnya Sungai Prawirokepolo yang tak mampu menampung air karena air laut pasang.

Plt. Kepala PU Pengairan Indramayu, Ir. E. Rukanda menuturkan, hujan deras itu merupakan hujan lokal, turun hanya di seputaran kota Indramayu, Sindang, dan Balongan.

Dari pantauannya, banjir akibat hujan sifatnya hanya sementara. Berdasar pengalaman, banjir di kota akan cepat surut dalam waktu 2 sampai 3 jam. "Kalau banjirnya lebih besar, secara kebetulan karena bertepatan dengan air laut pasang. Karena pasang, air hujan lokal itu tidak bisa terbuang ke laut," tutur Rukanda.

Karena hujan lokal, meskipun deras, sejumlah sungai besar dinyatakan aman. Permukaan Sungai Cimanuk, Cipanas, dan sejumlah sungai besar lain masih tetap normal.(A-93)***

selengkapnya...

Tukang Becak Gagalkan Perampokan

INDRAMAYU,
Komplotan rampok kembali beraksi di Kota Indramayu. Namun, aksi yang dilakukan Jumat pukul 15.30 WIB (27/1) berhasil digagalkan oleh tukang becak.

Perampokan itu berlangsung saat korban Sucipto (43), warga Ds./Kec. Lohbener dalam perjalanan pulang setelah menyetor uang ke BNI. Di Jln. Suprapto, korban berhenti dan mampir ke sebuah toko elektronik. Pada saat korban di toko, komplotan berjumlah sekira empat orang yang menggunakan dua unit sepeda motor itu beraksi.

Aksi diawali dengan memecah kaca mobil KIA Carnival nopol E-1368-R yang diparkir. Hanya saja, saat pelaku mau mengambil tas, keburu ketahuan tukang becak.

Tak sempat mengambil tas, komplotan itu kabur ketakutan setelah diteriaki rampok oleh para tukang becak.
selengkapnya...

Saturday, January 28, 2006

Buta Aksara di Indramayu Tertinggi di Jabar

JAKARTA,
Jumlah buta aksara di Prov. Jawa Barat (Jabar) menempati urutan ketiga terbanyak di Indonesia, setelah Prov. Jawa Timur (Jatim) dan Jawa Tengah (Jateng). Kab. Indramayu tercatat sebagai daerah terbanyak jumlah buta aksaranya dari seluruh daerah yang ada di Jabar.

Demikian data yang dikeluarkan Direktorat Pen-didikan Masyarakat, Ditjen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Depdiknas di Gedung E Depdiknas, Rabu (4/1).

Menurut Direktur Pendidi-kan Masyarakat, Ditjen PLS Depdiknas, Sudjarwo S. yang didampingi Kasubdit Keaksa-raan, Hurip Danu Ismadi, dalam rencana penuntasan buta aksara tahun 2004-2009, tercatat enam daerah di Jawa Barat yang memiliki jumlah buta aksara terbanyak. "Urutannya, teratas Indramayu, disusul Kara-wang, Cirebon, Bogor, Su-bang, dan Bekasi," sebut Sudjarwo.

Dalam rencana penuntasan buta aksara tahun 2004-2009 itu, jumlah buta aksara di Prov. Jawa Barat, untuk usia 15 tahun ke atas mencapai 1.058.850 orang (735.316 perempuan/P dan 323.534 laki-laki/L).

Buta aksara di Indramayu sebanyak 274.936 orang (86.583 L; 188.353 P), Karawang 178.909 orang (53.612 L; 125.297 P), Cirebon 172.622 orang (58.204 L; 114.418 P), Bogor 157.844 orang (45.647 L; 112.197 P), Subang 140.056 orang (43.392 L; 96.664 P), dan Bekasi 134.483 orang (36.096 L; 98.387 P).

Dalam paparannya, Sudjarwo mengatakan, jumlah buta aksara di Indonesia secara keseluruhan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2005 (pendataan Februari 2005), untuk usia 15 tahun ke atas sebanyak 14.59 juta orang.

Dominasi perempuan

Menurut Sudjarwo, penduduk buta aksara ini terdiri dari buta aksara murni yang tidak pernah sekolah akibat hambatan faktor geografis dan ekonomi, drop out (putus) sekolah dasar kelas 1 hingga kelas 3.

"Pemerintah menghadapi banyak kendala untuk memberantas buta aksara ini. Sebagian besar kelompok buta aksara adalah perempuan dengan latar belakang ekonomi lemah dan secara geografis terpencil dan terisolasi," ujar Sudjarwo.

Selain itu, tambah Sudjarwo, komitmen sebagian besar pemerintah daerah pada pendidikan keaksaraan, belum memadai. "Hanya beberapa kabupaten/kota saja yang sudah memiliki perda mengenai pemberantasan buta aksara dan anggaran untuk pemberantasan buta aksara. Sementara APBN pun belum mengacu pada jumlah sasaran yang harus dilayani," katanya.

Depdiknas bertekad, pada tahun 2009 mendatang, jumlah penduduk buta aksara akan menurun 50%. "Target itu akan sulit tercapai bila hanya melalui pendekatan pendidikan keaksaraan konfensional. Target akan bisa dicapai bila dilakukan Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Aksara Intensif," tegas Sudjarwo.
selengkapnya...

Wednesday, January 25, 2006

Kasus Flu Burung Panikkan Warga Indramayu

INDRAMAYU -- Merebaknya kasus flu burung yang menyerang sebuah keluarga di Desa Cipedang Kec Bongas Kab Indramayu, telah menimbulkan kekhawatiran di tengah-tengah masyarakat. Meski hanya mengalami gejala berupa panas biasa, mereka langsung meminta untuk dirawat di RSUD Indramayu.

Berdasarkan pantauan di RSUD Indramayu, para pasien dengan gejala panas terlihat memenuhi Ruangan Perawatan Khusus Anak maupun Ruangan Penyakit Dalam. Seluruh tempat tidur di kedua ruangan itu, dipenuhi pasien. Bahkan akibat terbatasnya fasilitas tempat tidur di Ruangan Penyakit Dalam, sebagian pasien di ruangan itu pun kemudian dilimpahkan ke Ruangan Penyakit Bedah.

Menurut Kabid Pelayanan RSUD Indramayu, dr Dedi Rohendi, peningkatan jumlah pasien itu memang terjadi sejak merebaknya isu flu burung. Dikatakannya, sebenarnya, hal itu hanya diakibatkan kepanikan dan kekhawatiran masyarakat.

''Hal tersebut sebenarnya juga menunjukkan kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk selalu memperhatikan kesehatannya,'' papar Dedi saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (24/1).

Seperti diberitakan sebelumnya, dua penderita flu burung dari Indramayu meninggal dunia setelah diketahui mengonsumsi ayam yang terserang flu burung. Kedua warga itu adalah kakak beradik Nur Rohimah (12 tahun) dan Indrawan (3). Nur meninggal Ahad (15/1) di Indramayu setelah mendapatkan perawatan di RSUD Indramayu. Sedangkan Indrawan meninggal di RSHS Bandung tiga hari kemudian.

Akur (35 tahun), salah seorang keluarga pasien, mengaku sangat mengkhawatirkan kesehatan anaknya, Eliya Indahsari. Anaknya yang berusia tujuh bulan itu mengalami panas tinggi dan batuk. Apalagi, lanjut dia, banyak ayam di sekitar rumahnya yang mati secara mendadak.

''Eliya langsung saya bawa ke puskesmas. Namun oleh puskesmas, Eliya langsung dirujuk ke rumah sakit,'' ujar Akur, warga Desa/Kec Kedokanbunder .

Hal senada diungkapkan keluarga pasien lainnya, Kadirah (40). Dia mengatakan, meski di sekitar rumahnya tidak ditemukan ayam yang mati, tapi dirinya tetap khawatir anaknya, Watini (13 tahun), terkena penyakit flu burung.

''Anak saya mengalami gejala panas tinggi. Karena khawatir, saya langsung memeriksakannya ke puskesmas. Kemudian, oleh puskesmas, anak saya dirujuk ke rumah sakit ini,'' ungkap Kadirah.

Sementara itu, salah seorang dokter di Ruangan Khusus Penyakit anak, dr Johari, mengatakan, para pasien itu hanya mengalami gejala panas biasa. Ditegaskannya, tidak ada seorang pasien pun yang terindikasi terserang flu burung.

''Mereka mungkin hanya khawatir. Kalau mereka terindikasi kena flu burung, maka tidak mungkin mereka dirawat di sini. Kami pasti akan langsung merujuknya ke rumah sakit khusus flu burung,'' cetus dr Johari.
selengkapnya...

Monday, January 23, 2006

Tiga Pendaki Gunung Lawu Belum Ditemukan

KARANGANYAR,
Tim gabungan Polres Karanganyar dan SAR Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) masih terus melakukan pencarian tiga pendaki Gunung Lawu yang dilaporkan hilang sejak Senin (16/1).

Tim menyisir lereng sebelah utara yang dikenal sebagai rute maut karena memiliki jurang terjal. Namun tim belum menemukan jejak pendaki yang hilang tersebut. "Cuacanya sangat buruk dengan medan yang sangat sulit membuat pencarian tidak maksimal," kata seorang anggota SAR UNS, Senin (23/1).

Kemarin penduduk Segorogunung, Ngargoyoso menemukan seorang pendaki dalam pingsan. Pendaki tersebut diketahui bernama Dartim (26 tahun), warga RT 1 RW 1 Jalan Raya
Sukrawaten KM 2 Indramayu, Jawa Barat.

Dia mendaki Lawu sejak Sabtu (14/1) bersama tiga rekannya, Jaya Rastiyah (26) dan Ahmad Sudirja (26)
dari Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat dan Topan
Sugiyarto (30) warga Palur, Jaten, Karanganyar, Jawa
Tengah.

Mereka sebenarnya telah mencapai puncak Lawu pada Senin (16/1). Namun ketika hendak turun tiba-tiba muncul badai kabut tebal. Keempatnya pun terpencar dan kehilangan arah.

Berdasarkan lokasi ditemukannya Dartin, menurut Aiptu Sugeng, anggota Polres Karanganyar, para pendaki itu salah mengambil jalur, yang seharus kembali ke arah
selatan tetapi mereka tersesat menuju ke lereng sebelah utara yang sangat terjal.
selengkapnya...

Ribuan Unggas di Indramayu Dimusnahkan

INDRAMAYU -- Sebanyak 8.100 ekor unggas milik seluruh warga Desa Cipedang Kec Bongas Kab Indramayu, dimusnahkan secara massal, Ahad (22/1). Pemusnahan massal yang dilakukan dengan cara dibakar itu dimaksudkan untuk mengantisipasi penyebaran virus flu burung di Kab Indramayu.

Proses pemusnahan unggas yang dilakukan jajaran Pemkab Indramayu dan disaksikan petugas dari lembaga internasional WHO, FAO, dan Depkes itu, dilakukan di tiga titik lubang di desa tersebut. Setiap titik lubang, diisi oleh 2.700 - 3.000 ekor unggas. Sebelum dibakar, seluruh unggas yang terdiri dari berbagai jenis seperti ayam, bebek, dan angsa itu, terlebih dulu disembelih.

Di Karawang, ribuan ayam mati mendadak. Tiga ekor di antaranya positif terkena virus avian influenza (AI, flu burung). Tiga ekor ayam yang mati dan dinyatakan positif akibat flu burung merupakan milik Mansyur yang bermukim di Blok B8 No 7 Komplek perumahan Karang Mas, Dawuan Tengah, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang. ''Dinas Peternakan dan Dinas Kesehatan sudah melakukan pengujian. Hasilnya memang positif flu burung,'' kata Rosid (40 tahun), tetangga Mansyur kepada Republika, Ahad (22/1).

Menurut Rosyid, pada Rabu (18/1), dua ekor ayam milik Mansyur mati mendadak. Pada keesokan harinya, kata dia, satu ekor lagi ayam milik Mansyur mati. Dinas Peternakan dan Dinas Kesehatan, kata dia, belum memberi tahu mengenai asal muasal virus flu burung yang menyerang ayam-ayam milik Mansyur. Namun, Rosyid mencurigai, virus mematikan ini disebarkan oleh burung merpati milik Mansyur yang dilepaskan dari kandang.

Sementara itu, warga di Desa Cipedang, Kecamatan Bongas, Kab Indramayu, mengaku rela seluruh unggas milik mereka dimusnahkan. Pasalnya, mereka mendapat ganti rugi Rp 10 ribu per ekor unggas yang dimusnahkan.

Bupati Indramayu, H Irianto MS Syafiuddin, yang menyaksikan proses pemusnahan itu menyatakan, akan melakukan upaya maksimal guna mengantisipasi penyebaran penyakit flu burung di Kab Indramayu. ''Pada 2005 kemarin, virus flu burung hanya menyerang unggas di tiga kecamatan, yakni Kec Lelea, Lohbener, dan Gabuswetan. Sedangkan tahun 2006 ini, virus flu burung telah menyerang sepuluh kecamatan,'' ujar bupati yang biasa disapa Yance itu.

Kesepuluh kecamatan itu adalah Kec Bongas, Indramayu, Anjatan, Cikedung, Sukra, Gabuswetan, Losarang, Kandanghaur, Arahan, dan Balongan. Selain menyerang unggas di sepuluh kecamatan itu, virus flu burung juga telah menyerang satu keluarga di Desa Cipedang Kec Bongas.

Yance mengungkapkan, dalam jangka waktu satu bulan setelah proses pemusnahan, warga di Desa Cipedang Kec Bongas tidak diperbolehkan memelihara unggas dulu. ''Setelah satu bulan, kita akan melihat bagaimana perkembangannya. Kalau nanti ternyata dirasa aman, warga boleh memelihara unggas kembali,'' cetus Yance.
selengkapnya...

Saturday, January 21, 2006

Endrawan - Nurrohmah Positif Cluster Flu Burung

BANDUNG,
Endrawan, 4 tahun, pasien yang meninggal dunia Selasa (17/1) dalam perawatan di ruangan isolasi khusus bagi penyakit infeksi berat dan menular di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung positif terkena penyakit flu burung.

"Ini baru bocoran," kata anggota tim medis penanganan flu burung RSHS Bandung, dr Arto Yuwono Soeroto, Sabtu (21/1).

Ia menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan laboratorium Balitbangkes Departemen Kesehatan RI serta Namru Amerika menunjukkan adanya virus H5N1 sama seperti saudara tirinya, Nurrohmah, 13 tahun. Namun RSHS Bandung masih menunggu surat resmi mengenai hasil pemeriksaan laboratorium tersebut. Dengan demikian, kasus flu burung di Indramayu yang menimpa Endrawan dan Nurrohmah tergolong cluster.

Untuk hasil laboratorium Iin Indriati, 15 tahun, yang merupakan saudara tiri Endrawan yang kini masih dirawat di Ruang Flamboyan RSHS Bandung, kata Arto, belum bisa disimpulkan. "Masih meragukan," katanya.

Ketiganya merupakan saudara satu ayah. Nurrohmah bersama Iin merupakan anak pasangan Kadis, 45 tahun, dan Karsinah yang telah meninggal dunia dua tahun lalu. Sementara Endrawan merupakan anak Kadis hasil pernikahannya dengan Bainah, 30 tahun.

Dari keterangan keluarganya yang dihimpun Tempo, diketahui bahwa Endrawan dan Nurohmah jatuh sakit pada hari yang sama sebelum Hari Raya Idul Adha lalu. Kemudian, keduanya dijenguk oleh Iin yang tinggal menumpang pamannya di Cirebon. Saudaranya yang paling tua itu kemudian menginap rumah Kadis dan Bainah di RT 06/RW 02 Desa Cipedang Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu.
selengkapnya...

Pengguna Boraks masih Ditemukan di Indramayu

INDRAMAYU - Meski Pemerintah Kabupaten Indramayu telah melarang penggunaan berbagai zat pengawet terlarang seperti formalin dan boraks pada makanan, tapi sejumlah pedagang di Pasar Baru Indramayu ternyata masih menggunakannya. Di antaranya, dilakukan oleh pedagang bakso.

Saat jajaran Disperindag Kab Indramayu dan jajaran Polres Indramayu mengadakan inspeksi mendadak (sidak), Sudirman, pedagang bakso tersebut, dengan jujur mengakui menggunakan boraks dalam adonan baksonya. ''Saya menggunakan boraks agar bakso menjadi kenyal dan tidak lembek. Saya tidak tahu kalau penggunaan borak tersebut dilarang dan berbahaya bagi kesehatan,'' katanya, Jumat (20/1).

Selain menemukan pedagang yang menggunakan boraks, kegiatan sidak yang dipimpin oleh Kadisperindag Kab Indramayu, Syahri Tohir, juga menemukan pedagang yang menjual boraks. Pihak Disperindag dan jajaran Polres Indramayu pun, langsung menyita boraks tersebut. ''Langkah pertama yang akan kita lakukan adalah memberi peringatan dan pengarahan kepada para pedagang. Namun jika ternyata para pedagang itu masih membandel, maka kita akan mencabut izin usahanya,'' kata Syahri saat ditemui di tengah-tengah acara sidak di Pasar Baru Indramayu itu.

Dikatakan Syahri, kegiatan sidak itu akan terus dilakukan secara rutin sebulan sekali. Dengan demikian, kata dia, penggunaan berbagai macam zat terlarang yang ada dalam makanan, dapat dengan cepat diketahui. Sementara itu, sejumlah pedagang di Pasar Baru Indramayu menyatakan keluhan terjadinya penurunan omzet sejak isu formalin dan boraks merebak. Angka penurunan itu mencapai lebih dari 50 persen.

Seperti yang diungkapkan salah seorang pedagang ikan asin, Munaningsih. Ia mengungkapkan, dalam kondisi normal, omzet penjualannya mencapai Rp 1 juta per hari. Namun sejak isu formalin merebak, omzet penjualannya menurun drastis hingga hanya Rp 400 ribu per hari. Hal senada diungkapkan Tatang, salah seorang pedagang tahu basah. Kata dia, omzet penjualannya kini hanya mencapai 500 potong tahu per hari. Padahal, kata dia, sebelum isu formalin merebak, jumlah tahu dagangannya yang terjual mencapai 2.000 potong per hari. ''Kami minta agar aparat terkait segera menyelesaikan masalah formalin ini karena hal itu telah merugikan banyak pedagang, terutama yang tidak menggunakan formaslin dan boraks,'' kata Tatang menandaskan.
selengkapnya...

Tuesday, January 17, 2006

Pasien Diduga Flu Burung Meninggal di Bandung

BANDUNG,
Pasien diduga terinfeksi flu burung, Endrawan (4 tahun), meninggal dunia tadi pagi pukul 07.50 WIB dalam perawatan tim medis di ruang isolasi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

"Kemungkinan kuat positif flu burung, tapi tergantung hasil pemeriksaan laboratorium," kata dr Hadi Yusuf, ketua tim dokter yang khusus dibentuk menangani flu burung.

Menurut Hadi, kondisi pasien yang diduga terinfeksi virus H5N1 itu sudah kritis sejak hari pertama dirawat. Putra pasangan Kadis (45 tahun) dan Bainah (30 tahun) itu dirawat sejak Minggu lalu pukul 2.15 WIB bersama saudara tirinya, Iin Indrawati, (15 tahun) setelah dirujuk dari Rumah Sakit Umum Daerah Indramayu.

Hadi mengakui kondisi Endrawan paling buruk dibandingkan saudaranya yang juga dirawat di ruang isolasi. Ia mengaku pihaknya sudah mengupayakan pengobatan dengan pemberian tamiflu, namun tidak menunjukkan tanda-tanda membaik. Hingga tadi pagi kondisinya makin memburuk dan akhirnya meninggal dunia.

Berbeda dengan Endrawan, kondisi Iin mulai membaik sejak dirawat. Hadi menduga keduanya terinfeksi virus H5N1 mengingat saudaranya yang kedua, Nurrohimah (13 tahun), meninggal akibat penyakit itu Sabtu lalu di RSUD Indramayu sekitar pukul 15.30 WIB. "Gejalanya menunjukkan ke arah itu," katanya.
selengkapnya...

Monday, January 16, 2006

TKI Indramayu Tewas di Malaysia

INDRAMAYU -- Bertambah satu orang lagi tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Indramayu yang tewas di luar negeri. Kali ini, seorang TKI yang bernama Udin Safrudin (32 tahun) warga Jl Siliwangi Desa/Kec Haurgeulis, tewas saat tengah bekerja Malaysia.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun , Ahad (15/1), Udin yang telah bekerja di sebuah pabrik di kawasan industri di Malaysia selama satu tahun itu, tewas akibat dikeroyok sekelompok preman. Sebelum mengeroyok Udin, preman yang berjumlah empat orang itu, terlebih dulu merampok harta milik korban.

Menurut salah seorang tetangga Udin, Dini (23), saat itu Udin tengah berjalan menuju sebuah warung untuk makan siang. Di tengah perjalanan, Udin dihadang empat orang preman setempat yang bermaksud merampoknya.

''Saya belum mengetahui barang apa yang diambil para preman itu. Tapi menurut keluarganya, selain merampas harta milik Udin, para preman tersebut juga mengeroyok Udin hingga terluka parah,'' kata Dini kepada , Ahad (15/1).

Karena luka-lukanya yang parah, sambung Dini, Udin pun dilarikan ke rumah sakit setempat. Namun, setelah empat hari dirawat di rumah sakit, Udin meninggal dunia.

Kabar kematian Udin diketahui pihak keluarga dari Kedubes Indonesia yang ada di Malaysia. Kematiannya meninggalkan duka yang mendalam bagi istri dan dua orang anak laki-lakinya. Saat ini, istrinya Lina (30) serta ibu dan kakak-kakak Udin yang semuanya perempuan, tengah berada di Jakarta untuk menjemput jenazahnya. Menurut rencana, jenazahnya itu akan tiba Senin (16/1).

Berdasarkan informasi yang diperoleh, jenazah Udin akan dikirim dari Malaysia dengan menggunakan pesawat melalui Bandara Soekarno-Hatta. Dari bandara tersebut, pihak keluarga akan langsung membawa pulang jenazahnya untuk dikuburkan di kampung halamannya di Haurgeulis.

Sementara itu, Pelaksana Seksi Pengawasan Norma Kerja Subdin Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker), Hendra Pondaga, saat dikonfirmasi, mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui mengenai kematian Udin itu. ''Saya belum mendapat kabar mengenai kematian Udin. Namun saya akan segera mencari informasi mengenai hal itu,'' kata Hendra saat dihubungi via telepon selulernya.

Sebelumnya juga diberitakan, seorang TKW asal Kab Indramayu meninggal dunia di Riyadh, Arab Saudi. Jenazah TKW yang bernama Tarih (25), warga Blok Talun Desa Sumbon Kec Kroya itu, diterima pihak keluarga pada Ahad (9/1) lalu.

Berdasarkan catatan Tarih dan Udin Safrudin merupakan TKI Indramayu pertama dan kedua yang meninggal sejak tahun 2006 ini. Sedangkan sepanjang tahun 2005 lalu, tercatat 12 TKI asal Indramayu yang tewas saat tengah bekerja di luar negeri.
selengkapnya...

Angin puting beliung kembali melanda Indramayu dan merusak belasan rumah warga.

INDRAMAYU -- Angin puting beliung kembali melanda. Kali ini, angin yang disertai hujan deras dan petir itu, menerjang Desa Sumbon Blok Sidakerta Kec Kroya Kab Indramayu. Tak ada korban jiwa dalam kejadian itu.

Namun, akibat hempasan angin yang terjadi pada Jumat (13/1) sekitar pukul 16.00 WIB tersebut, 11 unit rumah milik warga rusak. Bahkan, salah satu rumah milik Darsi (50), rusak parah terkena sabetan pohon yang tumbang, tak jauh dari rumahnya. Selain merusakkan rumah, angin itu juga menumbangkan 41 pohon yang ada di desa tersebut.

Menurut Darsi, angin ribut yang melanda desanya itu didahului oleh awan hitam tebal dan langsung diikuti oleh hujan deras sekitar pukul 16.00 WIB. Selang hampir setengah jam kemudian, angin yang kencang tiba-tiba datang dan langsung menghempas rumah-rumah milik warga.

''Saat itu saya baru saja selesai shalat Ashar. Tiba-tiba terdengar suara bergemuruh dan langsung menerbangkan genteng rumah saya. Belum hilang rasa kaget akibat kejadian itu, tiba-tiba pohon besar yang ada di samping rumah saya roboh, dan dahan-dahan pohonnya mengenai rumah saya,'' papar Darsi , Sabtu (14/1).

Berdasarkan pantauan, suasana di lokasi kejadian masih terlihat berantakan. Pecahan-pecahan genteng yang berasal dari atap rumah warga yang tertiup angin, masih berserakan di sekitar halaman rumah. Sebagian pohon yang tumbang juga terlihat masih dibiarkan begitu saja.

Bupati Indramayu, H Irianto MS Syafiuddin, beserta aparat muspida lainnya, meninjau lokasi bencana tersebut, Sabtu (14/1). Dalam kesempatan itu, bupati menyerahkan bantuan berupa uang senilai Rp 6.250.000 dan beras sebanyak satu ton.

Sementara itu, terkait terjadinya bencana di beberapa daerah yang ada di Jabar, gubernur mengambil langkah preventif. Menurut Wakil Gubernur Jabar, Nu'man Abdul Hakim, gubernur sudah mengirimkan radiogram pada bupati/wali kota agar melakukan antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam seperti longsor.

''Radiogram itu sudah dikirimkan oleh gubernur beberapa waktu lalu agar semua wali kota/bupati mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana alam dengan melakukan langkah-langkah pencegahan,'' ujar Nu'man usai Peluncuran Buku Setengah Abad Perlawanan karya Tjetje H Padmadinata di Pendopo Wali Kota Bandung, Sabtu (14/1).
selengkapnya...

Sunday, January 15, 2006

Nurokhmah Positif Flu Burung

JAKARTA,
Nurokhmah, 13 tahun, warga Indramayu, Jawa Barat, yang meninggal pada Sabtu sore lalu dinyatakan positif terjangkit virus H5N1 penyebab flu burung. "Hasil dari Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan yang keluar sore tadi, positif," kata juru bicara tim kejadian luar biasa flu burung Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, A.M. Ilham Patu, Minggu (15/1) malam.

Nurokhmah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Indramayu sejak Kamis (12/1) sore. Dua hari sebelumnya, tujuh ekor ayam tetangganya mati mendadak. "Empat di antaranya positif flu burung," ungkap Ilham.

Dinas peternakan setempat telah menguji sampel darah ayam-ayam itu. Nurokhmah sedianya akan dirawat di Rumah Sakit Sulianti. "Ketika ambulans kami masih di tengah jalan, diberitahu bahwa pasien sudah meninggal," ujar Ilham.

Dia menjelaskan, dugaan kuat pasien Nurokhmah kasus cluster. Artinya, terjadi penularan dalam satu keluarga. Sebab dua adik kandung Nurokhmah pun tengah dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, salah satu rumah sakit rujukan flu burung di Indonesia, dengan gejala klinis khas flu burung.

Gejala itu antara lain menurunnya kadar lekosit dalam darah, penurunan kadar oksigen dalam darah serta pemburukan radang paru-paru. Salah satu adik Nurokhmah yang berumur tiga tahun, kata Ilham, kondisinya kini memburuk.

Bila hasil uji serologi dan polymerase chain reaction (PCR) menunjukkan salah satu dari kedua adik Nurokhmah positif terjangkit virus H5N1, maka kasus ini adalah kasus cluster flu burung keenam di Indonesia.
selengkapnya...

Thursday, January 12, 2006

Delapan Kecamatan di Indramayu Delapan Kecamatan di Indramayu Rawan Banjir Rawan Banjir

INDRAMAYU -- Sebanyak sepuluh desa dari delapan kecamatan yang ada di Kab Indramayu, dinyatakan sebagai daerah rawan bencana banjir. Selain karena dipengaruhi topografi yang datar, kerawanan itu juga dipengaruhi oleh kritisnya kondisi bangunan sungai-sungai yang mengaliri daerah tersebut.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas PU Pengairan Kab Indramayu, Kamis (11/1), ke-10 desa itu adalah Desa Lamaran Tarung Kec Cantigi, Desa Rambatan Kulon Kec Lohbener, Desa Widasari Kec Widasari, Desa Gunungsari Kec Kertasemaya, dan Desa Bodas Kec Bangodua. Kemudian, Desa Cempeh dan Rajaiyang Kec Losarang, Desa Rajasinga dan Terisi Kec Cikedung, serta Desa Pangauban Kec Lelea.

Menurut Kepala PU Pengairan Kab Indramayu, E Rukanda, kritisnya kondisi bangunan sungai yang mengaliri sepuluh desa itu di antaranya akibat kritisnya tebing sungai, dan adanya tanggul tanah yang telah longso serta rusaknya klep pintu air sungai.

''Terjadinya pendangkalan alur sungai juga menjadi salah satu pemicu terjadinya kerawanan banjir,'' kata Rukanda saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (11/1).

Rukanda mengungkapkan, ada empat sungai yang mengaliri sepuluh desa rawan banjir itu. Yaitu, Sungai Rambatan yang mengaliri Desa Lamaran Tarung dan Rambatan Kulon, Sungai Cimanuk mengaliri Desa Widasari, Gunungsari, dan Bodas, Sungai Pangkalan yang mengaliri Desa Cempeh dan Pangauban, serta Sungai Cipanas yang mengaliri Desa Rajaiyang, Rajasinga, dan Terisi.

Guna mengantisipasinya, Rukanda mengatakan, pihaknya berusaha untuk menormalisasi sungai-sungai tersebut. Caranya, dengan pengerukan menggunakan ponton.

Dari Kab Karawang dikabarkan, pemkab segera melakukan relokasi terhadap 80 kepala keluarga (KK) warga Kampung Sarakan, Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya yang menjadi korban gelombang pasang pada Selasa (3/1) lalu.

''Kita sudah ajukan setiap KK mendapatkan dana bantuan sebesar Rp 1 juta. Tapi belum ada keputusan,'' kata Camat Tirtajaya, Wawan Setiawan, kepada Republika, Rabu (11/1).

Seperti diberitakan, 50 unit rumah di Kampug Sarakan, Desa Tambaksari hancur diterjang gelombang pasang Laut Karawang pada Selasa (3/1) lalu. Selain itu, 30 unit rumah lainnya rusak berat dan 700 hektare tambak bandeng yang berada di belakang pemukiman warga jebol akibat terjangan gelombang pasang tersebut.

Dikhawatirkan, gelombang pasang yang lebih dahsyat akan kembali terjadi dan mengancam nyawa 302 orang penduduk Kampung Sarakan. Pasalnya, gelombang pasang tersebut biasanya terjadi pada Februari.

Rencananya, ungkap Wawan, 80 KK Kampung Sarakan itu akan direlokasi di tanah milik Perhutani yang berada di bantaran Sungai Sarakan yang memiliki panjang 216 meter dan lebar tujuh meter. ''Perhutani telah setuju. Tapi mereka meminta supaya ada surat izin dari Menteri Kehutanan untuk penggunaan lahan Perhutani dijadikan tempat relokasi,'' ujarnya.
selengkapnya...

Tuesday, January 10, 2006

Korban Banjir di Indramayu Mulai Terserang Gatal

Cirebon-RoL-- Puluhan penduduk di Kecamatan Gabus Wetan dan Bongas Kabupaten Indramayu yang rumahnya masih tergenang air, Selasa mulai menderita gatal-gatal di kulit dan sejumlah warga lainnya menderita sakit perut.

Sejumlah warga mengungkapkan, gatal-gatal muncul setelah tiga hari jalanan terendam air yang bercampur kotoran ternak, sehingga kemungkinan mereka terkena kutu air, sementara warga yang sakit perut diduga mengkonsumsi air yang tidak sehat karena saat ini mereka kesulitan mencari air bersih.

"Keluarga kami usai sholat Idul Adha langsung mules-mules, mungkin air minum kemarin asal ambil dari salah satu sumur yang belum sempat dikuras," ujar Kadmari (45), warga Desa Gabus Kulon.

Sampai saat ini belum ada tenaga kesehatan yang berkeliling memeriksa penduduk, padahal bisa dipastikan sejumlah penduduk sudah ada yang terserang diare.

"Kami tidak mungkin mendatangi Puskesmas karena sebagian jalan masih tergenang air, dan masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan sebagai dampak dari adanya banjir," katanya.

Pemantauan di Desa Drunten Wetan dan Drunten Kulon, Selasa siang menunjukkan, air genangan nampaknya sudah mulai surut karena berpindah tempat dari lokasi pekarangan menuju ke areal sawah yang lebih rendah.

Namun sejumlah permukiman warga terutama di Blok Kali Kulon Desa Drunten Wetan masih ada yang tergenang air, walaupun hanya menimpa pekarangan rumah.

Sejumlah warga juga tampak mulai membersihkan rumah dan menguras sumur-sumur yang telah tercampur air banjir.

Air genangan di pekarangan masih nampak kotor karena telah bercampur dengan kotoran kambing dan unggas, sehingga wajar sejumlah anak-anak yang bermain tanpa alas kaki menderita gatal-gatal.

Di tengah kesibukan warga, ada juga warga yang stress seperti menimpa orang tua berusia 60 tahun di Desa Kertamulya Kecamatan Bongas yang mendadak mengamuk karena rumahnya kebanjiran.

Setiap ada mobil dan motor yang melintas di depan rumahnya, orang tua itu langsung menyiramkan air kotor ke arah kendaraan tersebut sambil memaki-maki pengendaranya.

Seorang pengemudi sedan berplat nomor B yang mobilnya mogok di sekitar rumah Pak Tua itu tidak lepas dari siraman air kotor sehingga pakaian serta bagian dalam kendaraannya basah tersiram air kotor.

"Apa salah saya Pak, `kok` tiba-tiba saya diguyur pakai air seember," kata Wandi, pemilik sedan itu. Namun bapak yang belum diketahui namanya itu justru terus mengoceh.

Mungkin Pak Tua itu mengira yang datang adalah pejabat pemerintahan, sebab dari ocehannya terdengar nada umpatan kesal kepada pemerintah karena tahun ini rumahnya terkena banjir.

Berdasarkan pantauan ANTARA, banjir awal pekan ini telah merendam belasan desa di empat kecamatan di Kabupaten Indramayu, yakni di Kecamatan Gabuswetan melanda desa Gabuswetan, Gabus Kulon, Babakan Jaya, Drunten Wetan, dan Drunten Kulon.

Sementara itu di Kecamatan Bongas meliputi desa Marga Mulya, Kertamulya, Kertajaya, Plawangan, Sidamulya dan Bongas; di Kecamatan Kandanghaur meliputi desa Ilir, Kertawinangun, Eretan Wetan, Eretan Kulon, dan Karanganyar; dan di Kecamatan Losarang meliputi desa Santing, Losarang dan Ranjeng Losarang.

Akibat banjir, ribuan hektar sawah juga diperkirakan harus tanam ulang karena jika sampai dua hari air belum juga surut maka dipastikan tanaman padi yang masih berumur muda itu akan mati.

Dalam kaitan itu sejumlah petani telah meminta Pemerintah Daerah setempat agar segera memberikan bibit pengganti supaya meringankan beban mereka.
selengkapnya...

Satu TKI Asal Indramayu Meninggal di Arab Saudi Akibat Sakit

Cirebon-RoL-- Tarih binti Daswa (25), seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) penduduk Blok Talun Desa Sumbon, Kecamatan Kroya Kabupaten Indramayu meninggal dunia di Arab Saudi karena sakit, demikian diungkap Nursaimin (35), suami korban, di Indramayu, Selasa (10/1).

Kabar meninggalnya Tarih diterima keluarga dari Kedubes RI di Arab Saudi beberapa hari yang lalu, padahal korban sudah meninggal sekitar 45 hari yang lalu.

Begitu menerima kabar yang menyedihkan itu, anggota keluarga Tarih yang ditinggalkan 18 bulan silam langsung lemas, bahkan sebagian ada yang sempat pingsan.

Menurut Nursaimin, sampai saat ini dirinya berusaha menyimpan kabar duka itu dalam-dalam agar tidak didengar langsung oleh Putra (3), anak satu-satunya Tarih.

Sejumlah tetangga korban mengungkapkan, Tarih yang berangkat ke Arab Saudi 18 bulan lalu itu sudah menjadi tumpuan perekonomian keluarga dari hasil gajinya yang selalu dikirim ke keluarga di kampung.

"Keluarga itu sedang berjuang mengubah jalan hidup, dan sedikit demi sedikit hasil jerih payah Tarih bisa dinikmati, tetapi dengan kabar itu pasti mereka sangat kehilangan," kata tetangga korban.

Sekretaris Desa Sumbon, Sunali, juga membenarkan bahwa Tarih, salah seorang warganya yang tinggal di Blok Talun meninggal dunia ketika bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi.

Ia mengemukakan, Tarih telah meninggal 45 hari yang lalu, dan informasi yang diperoleh keluarganya baru-baru ini menyebutkan bahwa jenazah korban sudah sampai di Indonesia.

"Kini pihak keluarga korban bersama pemerintahan desa tengah menjemput jenazahnya di Bandara Soekarno - Hatta," katanya, dan Sunali memperkirakan jenazah Tarih sampai di rumah duka pada Selasa malam.
selengkapnya...

Thursday, January 05, 2006

70 Persen Hutan Mangrove di Indramayu Hilang

INDRAMAYU -- Ribuan hektare lahan hutan mangrove di Kabupaten Indramayu, kini mengalami kerusakan. Selain disebabkan penebangan liar, kerusakan hutan itu juga diakibatkan alih fungsi hutan mangrove menjadi lahan tambak masyarakat.

Menurut Kepala Kantor Perkebunan dan Kehutanan Kab Indramayu, Ir Apas Fahmi, dari 8.000 hektare lahan hutan mangrove milik Perhutani, 70 persen di antaranya kini telah hilang. Sedangkan dari 4.000 hektare lahan hutan mangrove rakyat, 80 persen di antaranya mengalami kerusakan.

Apas mengungkapkan, selama ini masyarakat yang melakukan penebangan liar terhadap hutan mangrove, lebih banyak menggunakannya untuk keperluan kayu bakar. Bahkan pascakenaikan harga BBM pada 1 Oktober 2005 lalu, penebangan liar itu semakin marak.

''Masyarakat di sekitar hutan mangrove memang sejak lama melakukan penebangan untuk keperluan kayu bakar. Namun, jumlah masyarakat yang menggunakan kayu bakar tersebut semakin bertambah sejak harga BBM naik,'' kata Apas , Selasa (3/1).
selengkapnya...

Sunday, January 01, 2006

Serba-serbi

Berita

Mensos Serahkan Bantuan Bagi Korban Banjir di Indramayu
Banjir Rendam Separuh Indramayu, Satu anak tewas dan dua anak lainnya dinyatakan hilang terseret arus
Banjir Indramayu Renggut 3 Nyawa
Tiga Santri Al Zaytun Hanyut
Banjir Melanda Indramayu, Sejumlah Sungai Besar Dinyatakan Aman
Tukang Becak Gagalkan Perampokan
Kasus Flu Burung Panikkan Warga Indramayu
Tiga Pendaki Gunung Lawu Belum Ditemukan
Ribuan Unggas di Indramayu Dimusnahkan
Endrawan - Nurrohmah Positif Cluster Flu Burung
Pengguna Boraks masih Ditemukan di Indramayu
Pasien Diduga Flu Burung Meninggal di Bandung
TKI Indramayu Tewas di Malaysia
Angin puting beliung kembali melanda Indramayu dan merusak belasan rumah warga
Nurokhmah Positif Flu Burung
Delapan Kecamatan di Indramayu Delapan Kecamatan di Indramayu Rawan Banjir Rawan Banjir
Korban Banjir di Indramayu Mulai Terserang Gatal
Satu TKI Asal Indramayu Meninggal di Arab Saudi Akibat Sakit
70 Persen Hutan Mangrove di Indramayu Hilang
selengkapnya...