Satu TKI Asal Indramayu Meninggal di Arab Saudi Akibat Sakit
Cirebon-RoL-- Tarih binti Daswa (25), seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) penduduk Blok Talun Desa Sumbon, Kecamatan Kroya Kabupaten Indramayu meninggal dunia di Arab Saudi karena sakit, demikian diungkap Nursaimin (35), suami korban, di Indramayu, Selasa (10/1).
Kabar meninggalnya Tarih diterima keluarga dari Kedubes RI di Arab Saudi beberapa hari yang lalu, padahal korban sudah meninggal sekitar 45 hari yang lalu.
Begitu menerima kabar yang menyedihkan itu, anggota keluarga Tarih yang ditinggalkan 18 bulan silam langsung lemas, bahkan sebagian ada yang sempat pingsan.
Menurut Nursaimin, sampai saat ini dirinya berusaha menyimpan kabar duka itu dalam-dalam agar tidak didengar langsung oleh Putra (3), anak satu-satunya Tarih.
Sejumlah tetangga korban mengungkapkan, Tarih yang berangkat ke Arab Saudi 18 bulan lalu itu sudah menjadi tumpuan perekonomian keluarga dari hasil gajinya yang selalu dikirim ke keluarga di kampung.
"Keluarga itu sedang berjuang mengubah jalan hidup, dan sedikit demi sedikit hasil jerih payah Tarih bisa dinikmati, tetapi dengan kabar itu pasti mereka sangat kehilangan," kata tetangga korban.
Sekretaris Desa Sumbon, Sunali, juga membenarkan bahwa Tarih, salah seorang warganya yang tinggal di Blok Talun meninggal dunia ketika bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi.
Ia mengemukakan, Tarih telah meninggal 45 hari yang lalu, dan informasi yang diperoleh keluarganya baru-baru ini menyebutkan bahwa jenazah korban sudah sampai di Indonesia.
"Kini pihak keluarga korban bersama pemerintahan desa tengah menjemput jenazahnya di Bandara Soekarno - Hatta," katanya, dan Sunali memperkirakan jenazah Tarih sampai di rumah duka pada Selasa malam.
Kabar meninggalnya Tarih diterima keluarga dari Kedubes RI di Arab Saudi beberapa hari yang lalu, padahal korban sudah meninggal sekitar 45 hari yang lalu.
Begitu menerima kabar yang menyedihkan itu, anggota keluarga Tarih yang ditinggalkan 18 bulan silam langsung lemas, bahkan sebagian ada yang sempat pingsan.
Menurut Nursaimin, sampai saat ini dirinya berusaha menyimpan kabar duka itu dalam-dalam agar tidak didengar langsung oleh Putra (3), anak satu-satunya Tarih.
Sejumlah tetangga korban mengungkapkan, Tarih yang berangkat ke Arab Saudi 18 bulan lalu itu sudah menjadi tumpuan perekonomian keluarga dari hasil gajinya yang selalu dikirim ke keluarga di kampung.
"Keluarga itu sedang berjuang mengubah jalan hidup, dan sedikit demi sedikit hasil jerih payah Tarih bisa dinikmati, tetapi dengan kabar itu pasti mereka sangat kehilangan," kata tetangga korban.
Sekretaris Desa Sumbon, Sunali, juga membenarkan bahwa Tarih, salah seorang warganya yang tinggal di Blok Talun meninggal dunia ketika bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi.
Ia mengemukakan, Tarih telah meninggal 45 hari yang lalu, dan informasi yang diperoleh keluarganya baru-baru ini menyebutkan bahwa jenazah korban sudah sampai di Indonesia.
"Kini pihak keluarga korban bersama pemerintahan desa tengah menjemput jenazahnya di Bandara Soekarno - Hatta," katanya, dan Sunali memperkirakan jenazah Tarih sampai di rumah duka pada Selasa malam.
0 Komentar:
Post a Comment
<< Halaman Index