Korban Banjir di Indramayu Mulai Terserang Gatal
Cirebon-RoL-- Puluhan penduduk di Kecamatan Gabus Wetan dan Bongas Kabupaten Indramayu yang rumahnya masih tergenang air, Selasa mulai menderita gatal-gatal di kulit dan sejumlah warga lainnya menderita sakit perut.
Sejumlah warga mengungkapkan, gatal-gatal muncul setelah tiga hari jalanan terendam air yang bercampur kotoran ternak, sehingga kemungkinan mereka terkena kutu air, sementara warga yang sakit perut diduga mengkonsumsi air yang tidak sehat karena saat ini mereka kesulitan mencari air bersih.
"Keluarga kami usai sholat Idul Adha langsung mules-mules, mungkin air minum kemarin asal ambil dari salah satu sumur yang belum sempat dikuras," ujar Kadmari (45), warga Desa Gabus Kulon.
Sampai saat ini belum ada tenaga kesehatan yang berkeliling memeriksa penduduk, padahal bisa dipastikan sejumlah penduduk sudah ada yang terserang diare.
"Kami tidak mungkin mendatangi Puskesmas karena sebagian jalan masih tergenang air, dan masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan sebagai dampak dari adanya banjir," katanya.
Pemantauan di Desa Drunten Wetan dan Drunten Kulon, Selasa siang menunjukkan, air genangan nampaknya sudah mulai surut karena berpindah tempat dari lokasi pekarangan menuju ke areal sawah yang lebih rendah.
Namun sejumlah permukiman warga terutama di Blok Kali Kulon Desa Drunten Wetan masih ada yang tergenang air, walaupun hanya menimpa pekarangan rumah.
Sejumlah warga juga tampak mulai membersihkan rumah dan menguras sumur-sumur yang telah tercampur air banjir.
Air genangan di pekarangan masih nampak kotor karena telah bercampur dengan kotoran kambing dan unggas, sehingga wajar sejumlah anak-anak yang bermain tanpa alas kaki menderita gatal-gatal.
Di tengah kesibukan warga, ada juga warga yang stress seperti menimpa orang tua berusia 60 tahun di Desa Kertamulya Kecamatan Bongas yang mendadak mengamuk karena rumahnya kebanjiran.
Setiap ada mobil dan motor yang melintas di depan rumahnya, orang tua itu langsung menyiramkan air kotor ke arah kendaraan tersebut sambil memaki-maki pengendaranya.
Seorang pengemudi sedan berplat nomor B yang mobilnya mogok di sekitar rumah Pak Tua itu tidak lepas dari siraman air kotor sehingga pakaian serta bagian dalam kendaraannya basah tersiram air kotor.
"Apa salah saya Pak, `kok` tiba-tiba saya diguyur pakai air seember," kata Wandi, pemilik sedan itu. Namun bapak yang belum diketahui namanya itu justru terus mengoceh.
Mungkin Pak Tua itu mengira yang datang adalah pejabat pemerintahan, sebab dari ocehannya terdengar nada umpatan kesal kepada pemerintah karena tahun ini rumahnya terkena banjir.
Berdasarkan pantauan ANTARA, banjir awal pekan ini telah merendam belasan desa di empat kecamatan di Kabupaten Indramayu, yakni di Kecamatan Gabuswetan melanda desa Gabuswetan, Gabus Kulon, Babakan Jaya, Drunten Wetan, dan Drunten Kulon.
Sementara itu di Kecamatan Bongas meliputi desa Marga Mulya, Kertamulya, Kertajaya, Plawangan, Sidamulya dan Bongas; di Kecamatan Kandanghaur meliputi desa Ilir, Kertawinangun, Eretan Wetan, Eretan Kulon, dan Karanganyar; dan di Kecamatan Losarang meliputi desa Santing, Losarang dan Ranjeng Losarang.
Akibat banjir, ribuan hektar sawah juga diperkirakan harus tanam ulang karena jika sampai dua hari air belum juga surut maka dipastikan tanaman padi yang masih berumur muda itu akan mati.
Dalam kaitan itu sejumlah petani telah meminta Pemerintah Daerah setempat agar segera memberikan bibit pengganti supaya meringankan beban mereka.
Sejumlah warga mengungkapkan, gatal-gatal muncul setelah tiga hari jalanan terendam air yang bercampur kotoran ternak, sehingga kemungkinan mereka terkena kutu air, sementara warga yang sakit perut diduga mengkonsumsi air yang tidak sehat karena saat ini mereka kesulitan mencari air bersih.
"Keluarga kami usai sholat Idul Adha langsung mules-mules, mungkin air minum kemarin asal ambil dari salah satu sumur yang belum sempat dikuras," ujar Kadmari (45), warga Desa Gabus Kulon.
Sampai saat ini belum ada tenaga kesehatan yang berkeliling memeriksa penduduk, padahal bisa dipastikan sejumlah penduduk sudah ada yang terserang diare.
"Kami tidak mungkin mendatangi Puskesmas karena sebagian jalan masih tergenang air, dan masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan sebagai dampak dari adanya banjir," katanya.
Pemantauan di Desa Drunten Wetan dan Drunten Kulon, Selasa siang menunjukkan, air genangan nampaknya sudah mulai surut karena berpindah tempat dari lokasi pekarangan menuju ke areal sawah yang lebih rendah.
Namun sejumlah permukiman warga terutama di Blok Kali Kulon Desa Drunten Wetan masih ada yang tergenang air, walaupun hanya menimpa pekarangan rumah.
Sejumlah warga juga tampak mulai membersihkan rumah dan menguras sumur-sumur yang telah tercampur air banjir.
Air genangan di pekarangan masih nampak kotor karena telah bercampur dengan kotoran kambing dan unggas, sehingga wajar sejumlah anak-anak yang bermain tanpa alas kaki menderita gatal-gatal.
Di tengah kesibukan warga, ada juga warga yang stress seperti menimpa orang tua berusia 60 tahun di Desa Kertamulya Kecamatan Bongas yang mendadak mengamuk karena rumahnya kebanjiran.
Setiap ada mobil dan motor yang melintas di depan rumahnya, orang tua itu langsung menyiramkan air kotor ke arah kendaraan tersebut sambil memaki-maki pengendaranya.
Seorang pengemudi sedan berplat nomor B yang mobilnya mogok di sekitar rumah Pak Tua itu tidak lepas dari siraman air kotor sehingga pakaian serta bagian dalam kendaraannya basah tersiram air kotor.
"Apa salah saya Pak, `kok` tiba-tiba saya diguyur pakai air seember," kata Wandi, pemilik sedan itu. Namun bapak yang belum diketahui namanya itu justru terus mengoceh.
Mungkin Pak Tua itu mengira yang datang adalah pejabat pemerintahan, sebab dari ocehannya terdengar nada umpatan kesal kepada pemerintah karena tahun ini rumahnya terkena banjir.
Berdasarkan pantauan ANTARA, banjir awal pekan ini telah merendam belasan desa di empat kecamatan di Kabupaten Indramayu, yakni di Kecamatan Gabuswetan melanda desa Gabuswetan, Gabus Kulon, Babakan Jaya, Drunten Wetan, dan Drunten Kulon.
Sementara itu di Kecamatan Bongas meliputi desa Marga Mulya, Kertamulya, Kertajaya, Plawangan, Sidamulya dan Bongas; di Kecamatan Kandanghaur meliputi desa Ilir, Kertawinangun, Eretan Wetan, Eretan Kulon, dan Karanganyar; dan di Kecamatan Losarang meliputi desa Santing, Losarang dan Ranjeng Losarang.
Akibat banjir, ribuan hektar sawah juga diperkirakan harus tanam ulang karena jika sampai dua hari air belum juga surut maka dipastikan tanaman padi yang masih berumur muda itu akan mati.
Dalam kaitan itu sejumlah petani telah meminta Pemerintah Daerah setempat agar segera memberikan bibit pengganti supaya meringankan beban mereka.
0 Komentar:
Post a Comment
<< Halaman Index