Monday, January 30, 2006

Tiga Santri Al Zaytun Hanyut

INDRAMAYU,
Sebanyak tiga santri Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, terbawa arus air. Satu orang ditemukan, dua lainnya masih dalam pencarian. Mereka adalah Deni, 15 tahun (sudah ditemukan), Muhammad Putra Haji Sarkim, 15 tahun, dan Ari, 12 tahun.

Deni dan Muhammad terseret arus Sungai Cilalanang di Kecamatan Haurgeulis. Adapun Ari hanyut dalam Sungai Cipanas di Kecamatan Cikedung. Banjir yang melanda Indramayu membuat sedikitnya 19 dari 28 kecamatan kebanjiran.

Ke 19 kecamatan tersebut adalah Sindang, Balongan, Juntinyuat, Lelea, Losarang, Widasari, Sukra, Karangampel, Arahan, Terisi, Cikedung, bongas, Kandanghaur, Lohbener, Kroya, Anjatan, Gabuswetan, Gantar dan Haurgeulis.

Banjir terparah terjadi di Kecamatan Kandanghaur, Kroya, Cikedung, Gabuswetan, Terisi dan Lelea dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, banjir terjadi sejak Jumat malam yang disebabkan oleh meluapnya sejumlah sungai seperti Sungai Cipanas dan Sungai Cilalanang.

Banjir juga merendam ribuan rumah dan sebanyak 26.550 hektare sawah. Tak kurang dari 26 rumah roboh. Ribuan orang mengungsi ke balai desa, kantor kecamatan, dan di sepanjang bahu jalan pantai utara Kandanghaur.
Para warga ditampung di tenda-tenda darurat.

Bupati Indramayu, Irianto M.S. Syaifuddin, menetapkan daerahnya sebagai wilayah siaga penuh menghadapi musibah banjir. "Kami menghimbau kepada seluruh aparat yang terkait untuk turun tangan memberi bantuan," katanya hari ini.

Selain banjir, Indramayu juga diterpa angin puting beliung. Angin kencang tersebut melanda dua desa di Kecamatan Lelea, yaitu Desa Tamansari dan Desa Pengauban.
Lima rumah rusak berat dan 32 rumah lainnya rusak ringan.
"Atap rumah saya beterbangan," kata Carwan, warga Tamansari.